BRK Pariaman

Loading

Mitos dan Fakta tentang Kejahatan Kekerasan Seksual di Indonesia

Mitos dan Fakta tentang Kejahatan Kekerasan Seksual di Indonesia


Mitos dan fakta tentang kejahatan kekerasan seksual di Indonesia selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Banyak orang sering kali hanya mengandalkan mitos atau informasi yang tidak benar tentang kekerasan seksual, tanpa memahami fakta sebenarnya.

Salah satu mitos yang sering kali dipercayai adalah bahwa kekerasan seksual hanya terjadi pada orang yang berpakaian minim atau mengundang. Padahal, menurut data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), kebanyakan korban kekerasan seksual di Indonesia justru adalah perempuan dan anak-anak yang dikenal oleh pelaku.

Menurut dr. Rita Pranawati, seorang psikolog klinis, mitos seperti ini dapat membuat korban merasa bersalah dan enggan untuk melaporkan kejadian kekerasan seksual yang dialaminya. “Korban kekerasan seksual seharusnya tidak disalahkan atas apa yang terjadi pada mereka. Penting untuk memahami bahwa kekerasan seksual adalah tindakan kejahatan yang tidak dapat ditoleransi,” ujar dr. Rita.

Fakta lain yang perlu diketahui adalah bahwa kekerasan seksual tidak hanya dilakukan oleh orang asing, tetapi juga oleh orang-orang yang dikenal korban, seperti keluarga, teman, atau pasangan. Menurut data Komnas Perempuan, sekitar 70% kasus kekerasan seksual dilakukan oleh orang yang dikenal korban.

Menurut Yuniyanti Chuzaifah, Ketua Komnas Perempuan, penting bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda kekerasan seksual dan memberikan dukungan kepada korban untuk melaporkan kejadian tersebut. “Kita harus bersama-sama melawan kekerasan seksual dengan memberikan dukungan kepada korban dan memperjuangkan keadilan bagi mereka,” ujar Yuniyanti.

Dengan memahami mitos dan fakta tentang kejahatan kekerasan seksual di Indonesia, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan bertindak untuk mencegah serta memberantas kekerasan seksual. “Penting untuk terus edukasi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita tentang pentingnya menghormati hak dan martabat setiap individu agar kekerasan seksual dapat dicegah,” tambah dr. Rita.